Pernahkah kamu melihat lemari pakaianmu dan merasa bingung dengan pilihan yang ada? Itu terjadi pada saya di musim semi tahun lalu. Saya berdiri di depan lemari yang dipenuhi berbagai jenis pakaian, dari blazer yang tampak elegan hingga sweatshirt sederhana yang nyaman. Namun, tidak ada satu pun item tersebut yang terasa “saya”. Itu adalah momen refleksi, saat saya menyadari bahwa apa yang saya kenakan jauh lebih dari sekadar lapisan kain. Ia adalah representasi dari diri saya.
Musim itu, banyak acara penting menanti—pertemuan bisnis, pesta pernikahan teman dekat, dan gathering keluarga. Namun setiap kali mencoba sesuatu untuk dikenakan, seringkali muncul rasa ketidakpuasan. Ada sebuah gaun hitam cantik yang saya beli setahun lalu; di dalam hati saya tahu gaun itu tidak pernah benar-benar menjadi bagian dari siapa diri saya. Ketika melihat bayangan diri sendiri di cermin dengan gaun itu, hanya satu kata muncul dalam pikiran: “takut.” Takut karena seolah-olah berpura-pura menjadi seseorang yang bukan diri sendiri.
Keterpurukan ini membawa saya pada sebuah titik balik: “Mengapa aku tidak bisa menemukan apa yang benar-benar mencerminkan siapa diriku?” Kembali ke masa-masa remaja ketika mode adalah tentang eksplorasi dan kebebasan—saat-saat penuh keceriaan memilih kombinasi warna dan aksesoris tanpa memikirkan norma-norma sosial.
Saya mulai mengalihkan fokus dari tren sementara menuju elemen-elemen inti wardrobe saya. Proses ini dimulai dengan merapikan isi lemari—memisahkan pakaian mana yang sudah jarang dikenakan serta mana yang masih memberikan rasa percaya diri saat dipakai. Dalam proses tersebut, beberapa item menarik perhatian: sebuah denim jacket vintage pemberian nenek dan sweater oversized berwarna mustard hasil berburu di thrift shop lokal.
Saya meluangkan waktu untuk menjelajahi fashion online juga—tak hanya mencari inspirasi tetapi juga mendapatkan pemahaman baru tentang cara berpakaian sesuai karakter pribadi lewat ezrasclothing. Ketika melihat model-model dengan beragam tipe tubuh dan latar belakang menampilkan busana dengan percaya diri, sesuatu dalam diri kita bergetar seakan berkata: “Inilah aku!” Bukankah itu poin utama mode? Menghadirkan esensi diri kita melalui pilihan baju?
Akhirnya tiba waktu bagi semua pelajaran itu untuk diuji. Pada hari pernikahan teman dekat saya bulan lalu, alih-alih memilih gaun formal seperti semua tamu lainnya, saya mengenakan celana palazzo putih dikombinasikan dengan atasan brokat hitam elegan—kombinasi paling daring namun penuh rasa percaya diri sejati dalam penampilan. Setiap langkah membuat jantung berdebar karena ini baru pertama kalinya tampil sepenuh hati.
Saya bisa merasakan pandangan orang-orang saat memasuki venue; bukan hanya tampilan luar tetapi lebih kepada aura positif saat seseorang merasakan kenyamanan dalam pakaiannya sendiri. Di tengah tarian pembuka pengantin setelah beberapa gelas anggur prosesi dimulai, seorang teman mendekati dan berkata sambil tersenyum lebar: “Kamu terlihat seperti dirimu sendiri.” Saat itulah semua usaha kembali terbayar; fashion bukan hanya soal mengikuti tren tetapi bagaimana kita dapat mengekspresikan siapa kita sebenarnya.
Dari pengalaman tersebut , satu hal jelas bagi saya: apa pun pilihan wardrobe kita dapat menjadi alat komunikasi tanpa kata-kata. Mode memiliki kekuatan untuk membangkitkan kepercayaan diri sekaligus menunjukkan kepada dunia siapa kita tanpa harus mengucapkan sepatah kata pun.
Jadi jika kamu masih mencari jawab atas pertanyaan “apa sih sebenarnya style-ku?”, ingatlah bahwa perjalanan penemuan ini bukanlah kompetisi melainkan sebuah eksplorasi pribadi. Jangan takut untuk menggali kembali jati dirimu lewat wardrobe-mu; kadang-kadang hal-hal kecil seperti sweater kesayangan atau aksesori vintage dapat membawa kembali kenangan indah serta mengingatkan siapa kamu sebenarnya.
Menyelami Kembali Nostalgia Fashion Tahun 90an: Apa Yang Harus Kita Coba? Tahun 90-an adalah sebuah…
Shopee Tebak Kata sudah menjadi permainan wajib bagi banyak pengguna aplikasi belanja oranye tersebut. Meski…
Healthy vending menjadi salah satu tren gaya hidup modern yang semakin populer beberapa tahun terakhir.…
Kembali Ke Era 90-an: Mengapa Saya Tiba-Tiba Suka Fashion Retro? Di tengah gemuruh tren fashion…
Halo Slotter Sejati! Jika kamu mencari Jackpot dan Maxwin dengan gameplay yang inovatif serta grafis…
Pengalaman Seru Berinteraksi Dengan Chatbot: Antara Cerdas dan Konyol Dalam era digital saat ini, chatbot…