Akhir-akhir ini saya perhatiin banget kalau brand-brand lokal makin berani bermain dengan pola, warna, dan potongan. Dari yang minimalis sampai maximalist, semuanya terasa lebih segar. Yang dulu mungkin dianggap ‘rumahan’ sekarang tampil dengan bahan lebih bagus, detail yang rapi, dan nilai estetika yang kuat. Sebagai pecinta kasual, saya paling suka ketika elemen tradisional atau lokal dimodernisasi — misalnya motif batik yang diaplikasikan ke t-shirt atau jaket ringan, jadi tetap nyaman tapi ada cerita di baliknya.
Kadang pagi-pagi saya masih setengah ngantuk tapi harus keluar. Trik cepat saya: pegang tiga item andalan—t-shirt polos, outer ringan, dan celana yang pas. Kalau ingin lebih hidup, tambahin aksesori kecil seperti ikat pinggang atau bandana. Contoh simpel: t-shirt putih, celana relaxed fit warna khaki, dan sepatu sneakers putih. Kalau mau tampil beda, keluarkan outer dengan motif lokal atau warna kontras. Teknik layering ini bikin tampilan kasual tetap rapi tanpa effort berlebih.
Saya punya masa-masa cinta banget sama t-shirt oversized. Bukan karena males dandan, tapi karena sensasinya nyaman dan gampang dipadu-padankan. Satu t-shirt oversized bisa dipakai sebagai dress pendek, atau dimasukkan setengah ke dalam celana untuk gaya effortless. Pernah suatu hari saya pakai t-shirt oversized dari salah satu toko lokal, dipadu rok midi dan sneakers—banyak yang nanya, dan saya jawab santai, “Cuma mix n match aja”. Kadang outfit paling sederhana yang paling sering dapat pujian.
Satu hal yang sering saya coba adalah memadukan material berbeda. Contohnya katun basic dengan denim, atau kain linen dengan rajut tipis. Perbedaan tekstur ini menambah dimensi pada outfit yang kalau dilihat sekilas terlihat simpel. Di musim transisi, saya suka kombinasikan kemeja flanel tipis dengan celana chino—hangat tapi tetap breathable. Untuk warna, saya biasanya pilih palet netral lalu tambahkan satu aksen warna cerah supaya tidak monoton.
Nggak perlu jauh-jauh cari inspirasi; banyak brand lokal yang sekarang punya koleksi kasual super menarik. Saya sendiri sering scroll katalog mereka dan catat ide-ide yang pas untuk gaya saya. Salah satu toko yang sering saya kunjungi online adalah ezrasclothing, mereka punya pilihan basic yang up-to-date dan mudah di-mix. Kadang saya beli satu item sebagai foundation wardrobe, lalu kombinasikan dengan barang-barang lama di lemari.
Kalau dulu saya takut pakai warna cerah, sekarang saya mulai suka bereksperimen. Caranya gampang: pilih satu item warna pop dan sisanya netral. Motif lokal juga bisa jadi focal point—entah itu motif tenun, ikat, atau batik modern. Kuncinya adalah seimbang; kalau atasan sudah ramai motif, pilih bawahan yang sederhana. Perubahan kecil seperti ini bikin rutinitas fashion jadi lebih menyenangkan tanpa harus boros belanja.
Intinya, mix n match kasual itu soal menemukan kombinasi yang nyaman dan mencerminkan kepribadian. Outfit harian saya sekarang lebih seru karena saya berani mencampur elemen lokal dengan item kasual modern. Fashion bukan soal mengikuti semua tren, tapi memilih yang cocok buat hidup kita. Coba deh simpan beberapa look board di ponsel atau foto outfit yang kamu suka—itu jadi referensi cepat saat pagi buta. Percayalah, sedikit eksperimen tiap minggu bisa bikin lemari terasa selalu baru.
Menyelami Kembali Nostalgia Fashion Tahun 90an: Apa Yang Harus Kita Coba? Tahun 90-an adalah sebuah…
Shopee Tebak Kata sudah menjadi permainan wajib bagi banyak pengguna aplikasi belanja oranye tersebut. Meski…
Healthy vending menjadi salah satu tren gaya hidup modern yang semakin populer beberapa tahun terakhir.…
Kembali Ke Era 90-an: Mengapa Saya Tiba-Tiba Suka Fashion Retro? Di tengah gemuruh tren fashion…
Halo Slotter Sejati! Jika kamu mencari Jackpot dan Maxwin dengan gameplay yang inovatif serta grafis…
Pengalaman Seru Berinteraksi Dengan Chatbot: Antara Cerdas dan Konyol Dalam era digital saat ini, chatbot…