Gaya kasual harian itu, menurut saya, selalu tentang keseimbangan: nyaman tapi tetap punya karakter. Kalau pagi-pagi harus buru-buru, outfit yang ribet bikin mood turun. Saya sendiri lebih suka yang gampang dipadupadankan—bukan karena malas, tapi karena hidup ini sudah ribet, biar pakaian nggak nambah drama. Yah, begitulah.
Dasar yang nggak pernah salah: kaos, jeans, dan linen
Kalau mau aman, mulailah dengan kaos putih, celana jeans yang pas, dan satu outer berbahan linen atau katun. Ketiganya fleksibel: untuk kerja hybrid, tinggal tambahin blazer tipis; untuk hangout, cukup ganti kaos ke kemeja flanel. Saya punya kaos putih favorit yang entah kenapa selalu berhasil bikin tampilan rapi tanpa usaha berlebih. Kadang saya pakai kaos itu dua hari berturut-turut—maaf, jangan ditiru kalau Anda tipe cepat berkeringat.
Linen jadi favorit belakangan karena ringan dan adem. Saat cuaca panas, linen membuat saya nggak terlihat kumal meski berkegiatan seharian. Potongan oversized sedikit, gulung lengan, dan voila—terlihat effortless tapi tetap diperhatikan. Buat yang ingin tampil lebih rapi, cari linen dengan kancing dan kerah; untuk weekend, linen polos tanpa krah juga oke banget.
Tolak ukur tren lokal? Kreatif dan nyaman, dong
Tren busana lokal sekarang makin seru karena desainer muda berani eksperimen dengan motif tradisional, tekstur, dan potongan modern. Contohnya, batik yang di-remix jadi outer kasual atau kain lurik yang dipakai sebagai rok midi dengan tee sederhana—keduanya terasa segar. Saya pernah bawa rok batik midi ke acara kasual, dan yang keren: banyak orang menanyakan dari mana, bukan karena akhirnya mau komplain, tapi karena genuine curiosity. Itu tanda tren lokal berhasil menyatu dengan gaya sehari-hari.
Selain motif tradisional, ada juga brand lokal yang fokus ke minimalis dan sustainable. Mereka pakai bahan lokal, produksi skala kecil, sehingga produk terasa lebih personal. Kalau ingin mulai mendukung, coba cari koleksi yang simpel tapi detailnya manis. Kebetulan saya suka mengecek koleksi streetwear lokal sesekali, termasuk di ezrasclothing, karena sering ada item basic yang gampang di-mix.
3 ide outfit harian yang gampang ditiru
1) Untuk kerja hybrid: kemeja linen warna netral + celana chinos + sepatu loafers atau sneakers bersih. Tambahkan jam tangan sederhana agar terasa lebih “siap kerja”.
2) Weekend santai: kaos bergrafis favorit + denim pendek atau celana jogger + slide sandals. Bawa tote bag besar untuk botol minum dan novel. Saya sering pakai kombinasi ini kalau mau ke kafe atau pasar seni.
3) Kopi dan meeting singkat: blus ringan + rok midi + sneakers putih. Ini tampak effortless tapi rapi; cocok buat yang masih ingin nyaman tanpa kehilangan kesan profesional.
Detail kecil yang bikin beda (aksesori, sepatu, dan warna)
Aksesori itu permainan kecil yang bawa banyak efek. Kacamata hitam yang unik, kalung rantai tipis, atau topi bucket bisa mengangkat outfit kasual jadi lebih berkarakter. Jangan remehkan juga pemilihan sepatu: sneakers bersih membuat tampilan kasual lebih segar, sementara sandals kulit memberi kesan hangout santai tapi mahal. Saya pribadi punya sepatu putih yang dipakai hampir tiap minggu—bisa dibilang itu investasi gaya yang nggak mengecewakan.
Warna juga penting. Untuk hari-hari yang ingin tenang, pilih palet netral: krem, cokelat muda, navy, dan abu. Kalau mood lagi on, jangan takut tambahkan satu item berwarna cerah—misalnya tas merah atau sabuk kuning—supaya tampilan nggak flat. Gimana caranya nggak terlihat norak? Batasi warna cerah hanya satu per outfit.
Pada akhirnya, gaya kasual harian itu soal kenyamanan dan sedikit eksperimentasi. Cobalah mix-and-match beberapa potong lama dan baru—kadang kombinasi tak terduga menghasilkan favorit baru. Kalau saya sih, terus menyempurnakan “uniform” pagi: satu kaos bagus, satu celana yang nyaman, dan satu outer andalan. Simpel, praktis, dan bikin pagi lebih santai. Yah, begitulah—semoga ide-ide kecil ini membantu kamu bangun dengan lebih tenang dan tetap keren tanpa usaha berlebih.